Powered By Blogger

Thursday, October 31, 2019

Cara Berserah kepada roh Kudus

Catatan retret Mengatasi Kelemahan

Kita tidak mampu mengubah hidup kita dengan kekuatan sendiri maka kita perlu menyerah kepada roh Kudus. Cara-cara menyerah kepada roh Kudus:

1. Menjadikan Yesus sebagai pusat hidup, menjadikan Dia sebagai Tuhan dalam setiap segi kehidupan kita:
  • Doa.
  • Baca firman/kitab suci setiap hari.
  • Menghayati sakrament-sakramen terutama ekaristi dan tobat.
2. Beriman
Beriman berjuang terus tanpa putus asa, membiarkan Tuhan yang mengubah hidup kita.

3. Bersukacita dalam segala keadaan
1 Tes 5:18-19 (Percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Bersukacita, berdoa senantiasa, mengucap syukur dalam segala perkara).

4. Melihat masalah sebagai salib
Melihat masalah sebagai salib, sebagai sarana untuk memurnikan kita, memperkuat dan membentuk kita menurut citra Kristus sendiri. Kita sedang dibentuk oleh Allah menjadi indah.

5. Menyingkirkan kepahitan
mengampuni, berdamai, mencintai semua orang yang melukai kita.

6. Bergabung dalam suatu komunitas kristiani
Kita dapat berbagi suka duka lewat saudara-saudara seiman yang dapat mendengarkan sharing kita sehingga kita mengalami peneguhan, dikuatkan dalam iman oleh saudara-saudara yang lain, dapat membagi pengalaman, melayani, dan saling mencintai dalam komunitas kristiani. Di situ kita dapat bertumbuh menjadi seorang kristen yang sejati.



7 Dosa Pokok dan Cara mengatasinya

Catatan retret Mengatasi Kelemahan

Dalam perjalanan hidup manusia seringkali jatuh dalam 7 dosa pokok (kesombongan, ketamakan, kedengkian/iri hati, kemarahan, percabulan, kerakusan, kemalasan), kecenderungan akan yang jahat itu ada pada diri manusia karena dosa asal, namun luka batin yang belum disembuhkan itu juga akan membuat manusia makin parah jatuh dalam dosa-dosa, hal itu disebabkan karena kebutuhan dasar kasih yang tidak tercukupi dalam dirinya, sehingga kita perlu mengenali cara-cara mengatasi kelemahan.

KESOMBONGAN 😎
Yes 2:11 "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu."


Orang yang luka batin dapat jatuh dalam dosa-dosa kesombongan karena kebutuhan akan harga diri dan penerimaan yang belum tercukupi, maka ia mengejar gengsi, kehormatan, pujian.


Ciri-ciri kesombongan:
  • mengira mempunyai sesuatu yang baik dari dirinya sendiri, dari kemampuannya sendiri.
  • mengira sesuatu kebaikan diberikan karena jasa-jasanya sendiri.
  • berbangga-bangga mempunyai sesuatu yang sebetulnya tidak dimilikinya.
  • menganggap diri lebih unggul dan mempunyai lebih banyak daripada orang lain, mengira mempunyai bakat-bakat daripada orang lain, sehingga menghina atau memandang rendah orang lain.
Cara mengatasinya:
  • menyadari bahwa semuanya pemberian secara cuma-cuma dari Tuhan.
  • banyak mengucap syukur atas anugrah Tuhan.
  • merenungkan kesengsaraan Tuhan dan pengosongan diri Allah.
  • penyembuhan batin dan banyak memuji Allah.

IRI HATI 😏
Yak 3:16 "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat."

Orang yang luka batin karena sering dibeda-bedakan seringkali jatuh dalam dosa ini.

Ciri-ciri orang yang iri hati:
  • tidak tahan kalau ada orang lain yang melebihi dia.
  • tidak senang pada keberhasilan orang lain.
  • senang bila melihat orang lain jatuh atau gagal.
  • menjatuhkan nama baik orang lain dan menjelekkan orang lain karena iri hati.
Cara mengatasinya:
  • menjauhi perkataan dan perbuatan yang meremehkan orang lain.
  • mengungkapkan cinta kasih secara praktis terhadap sesama yang membuat ia iri hati dengan cara bersikap baik, menolong, berbicara ramah, dsb.
  • mencari sifat-sifat baik yang terdapat pada orang yang membuat iri hati, dan bersyukur kepada Tuhan.
  • penyembuhan batin.

PERCABULAN 😻
1 Kor 6: 15 "Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!"

Orang yang mengalami luka batin karena trauma seksual, atau karena kurang menerima figur-figur yang baik dari orangtua, banyak kali mengalami kelemahan dalam bidang seksual.

Ciri-ciri percabulan:
  • manusia dibutakan oleh nafsu seksnya, sehingga tenggelam di dalamnya, ia hampir-hampir tidak percaya bahwa kenikmatan dan kebahagiaan lain selain kenikmatan daging ini.
  • fantasinya dipenuhi oleh gambaran-gambaran yang tidak senonoh, sehingga ia tidak mampu mengangkat hatinya kepada yang ilahi.
  • orang kehilangan kebebasannya sehingga diperbudak olehnya.
  • damai batinnya hilang sama sekali dan sering dikejar rasa bersalah, tidak bisa menerima dirinya.
Cara mengatasinya:
  • menjaga pancaindera, menjauhkan diri dari godaan-godaan yang merangsang (gambar, film, dll)
  • penyembuhan batin.

KERAKUSAN, TAMAK, LOBAK, GELOJOH πŸ˜‹
  • Yak 4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
  • Yak 5:5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
  • 1 Tim 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah, beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
  • Ibr 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Orang yang mengalami luka batin karena kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kasih yang tidak tercukupi dalam keluarga dapat mengakibatkan jatuh dalam dosa ini.

Ciri-ciri orang yang rakus:
  • Ia diperbudak oleh keinginan untuk memperoleh harta dan kekayaan sehingga mengabaikan semua segi kehidupannya, menghalalkan segala cara, ia menghargai harta melebihi Tuhan dan manusia, menjadikan harta sebagai berhalanya.
  • Ia diperbudak oleh keinginan untuk makan dan minum melebihi segalanya, sehingga mengabaikan cinta kasih dan kesopanan terhadap sesama manusia.
  • Ia diperbudak oleh nafsu ingin memperoleh pengetahuan melebihi segala sesuatu, mengejar ilmu sampai melupakan Tuhan dan sesama.
Cara mengatasinya: 
  • menyangkal diri akan makan, minum, kerja, belajar, mengatur waktu secara seimbang dan hidup dengan teratur.
  • penyembuhan batin dan mengingat kehidupan abadi, bahwa yang terpenting adalah kehidupan jiwa yang kekal. Jangan sampai kebutuhan sandang, pangan, papan yang bersifat sementara malah memperbudak dirinya.

KEMARAHAN 😑
Pkh 7:9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Yak 1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Orang yang luka batin karena seringkali diperlakukan keras, kasar, kejam, akan membentuk pribadi yang emosional dan pemarah.

Ciri-ciri pemarah:
  • cepat emosi, bahkan untuk hal-hal yang kecil sekalipun.
  • mengungkapkan emosi dengan perkataan atau perbuatan yang menyakiti hati orang lain tanpa pikir panjang.
Cara mengatasinya:
  • bersifat jasmani: olahraga, menyanyi lagu pujian, mengalihkan kemarahan pada hal-hal yang bersifat positif.
  • bersifat rohani: mengampuni, mendoakan orang yang membuat marah, melihat kehadiran Tuhan dalam diri sesama.
  • penyembuhan batin.

KEMALASAN πŸ˜ͺ
Ams 26:14 Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.
Ams 21:25 Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.

Orang yang mengalami luka batin tidak mempunyai gairah hidup, tidak suka berjuang, ingin yang enak-enak dan jatuh dalam dosa ini.

Ciri-ciri pemalas:
  • suka menganggur.
  • suka melalaikan tugasnya.
  • bersikap sembrono dan tidak bertanggungjawab.
  • tidak menyelesaikan tugas/pekerjaan pada waktunya.
  • tidak ada kerapian dan kebersihan.
  • mencari istirahat melampaui batas.
  • menunda-nunda tugas, tidak disiplin.
Cara mengatasinya:
  • menyangkal diri.
  • hidup teratur dan disiplin
  • memberi motivasi pada tugas/pekerjaan yang dilakukan, misalnya untuk silih dosa.
  • penyembuhan batin.

Tuesday, July 30, 2019

MITOS VS FAKTA KONSELING

1. Mitos: Konseling hanya untuk orang yang mengalami masalah mental atau emosional.
Fakta: Seseorang tidak perlu mengalami masalah yang serius untuk datang konseling. πŸšͺKetika seseorang merasa ada sesuatu yang tidak nyaman akan sesuatu dalam dirinya atau hidupnya, maka ia perlu bantuan orang lain. πŸ˜‡

2. Mitos: Konseling hanya untuk orang yang lemah, memiliki ketergantungan, dan tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Fakta: Melakukan konfrontasi atas masalah yang dihadapi melalui konseling justru menunjukkan motivasi dan disiplin diri yang tinggi. Orang tersebut adalah orang yang proaktif dan memiliki keputusan yang cerdas sebelum mereka mengalami masalah yang lebih serius atau tidak.πŸ‘πŸ˜Ž

3. Mitos: Tujuan konseling adalah untuk mendapatkan nasihat yang baik.
Fakta: Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat. Dalam konseling, konselor akan membantu klien untuk menghadapi masalahnya dan membantu untuk mendapatkan gambaran akan pikiran, perasaan, nilai-nilai yang dimiliki klien serta membantu klien untuk
mengekspresikannya.😊
 
4. Mitos: Konselor yang baik akan membantu memberikan solusi yang cepat atas masalah kliennya, sehingga klien tidak perlu mengeluarkan usaha yang keras.
Fakta: Proses konseling membutuhkan kesabaran, karena kadangkala proses tersebut terkesan lamban dan membutuhkan waktu. Konseling tidak memberikan jawaban instan untuk semua
masalah.⌚
 
5. Mitos: Pada saat konseling, konselor harus berbicara dan klien mendengarkan.
Fakta: Konselor adalah pendengar yang baik , namun ada saat dimana konselor melakukan elaborasi tentang masalah klien. Dengan demikian, pada saat konseling terjadi interaksi dan komunikasi antara dua belah pihak.πŸ‘‚πŸ‘€
 
6. Mitos: Konselor akan berusaha untuk mengubah keyakinan dan nilai-nilai klien agar sejalan dengan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh konselor.
Fakta: Konselor akan membantu klien untuk mencari jawaban atas setiap permasalahan berdasarkan nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki oleh kliennya.πŸ’
 
7. Mitos: Konseling adalah proses yang menyakitkan, tidak menyenangkan dan serius.
Fakta: Meskipun masalah yang dialami oleh klien adalah masalah yang menyakitkan, namun relasi dalam konseling justru dapat menyenangkan.πŸ’“
 
8. Mitos: Jika seseorang datang untuk meminta bantuan ahli, maka orang tersebut dapat dikatakan tidak sehat mental.
Fakta: Adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang datang untuk meminta bantuan pada ahli. Konseling tidak berakhir hanya di ruangan konseling saja (artinya: konseling adalah suatu proses). Ketrampilan yang secara tidak langsung dipelajari oleh klien selama proses konseling
berlangsung akan memperkaya berbagai aspek kehidupannya dan memperkuat nilainya dengan orang lain dan di masyarakat.πŸ‘
 
9. Mitos: Kerahasiaan dalam konseling sifatnya meragukan.
Fakta: Konseling adalah sesuatu yang sangat rahasia sehingga klien tidak perlu merasa khawatir bahwa masalahnya akan diketahui orang lain. Hanya dalam kasus-kasus tertentu (misal : klien membahayakan dirinya dan konselornyaπŸ”ͺπŸ”«πŸ’‰), maka konselor boleh memberitahu pihak ketiga yang berhubungan.
 
Source: materi kursus Konseling Pastoral di Shekinah.

Wednesday, March 27, 2019

Sudahkah kita dewasa dalam Tuhan Yesus?

Catatan Pewartaan firman yang dibawakan ibu Cun Wahono pada acara PDKK MBK tgl.27 Maret 2019.

Yoh. 7: 37
Air melambangkan firman, pembaptisan, roh Kudus.

st. Hieronimus: "Tanpa kenal firman, engkau tidak akan mengenal Yesus."

Orang percaya belum tentu beriman, tetapi orang yang beriman pasti percaya. Luk 18:8. Karena  itu, orang yang dewasa rohani harus beriman.

st. Anselmus mengatakan orang beriman adalah orang yang hobi baca firman.

Semua retret rohani adalah bagus tetapi bisakah kita menjalani apa yang telah kita dapati di retret?
Perjumpaan dengan Tuhan pasti harus membawa perubahan bagi kita.

Rajin ke persekutuan doa, apakah saya berubah menjadi lebih baik? Kalau tidak berubah, saya tidak mengalami perjumpaan dengan Yesus. Lihat Gal.4:6
Orang yang berubah mindsetnya adalah orang yang hobi baca firman.

Orang yang mengasihi Tuhan adalah orang yang tunduk dan taat pada firman Tuhan.

Tahun 2019 bertema hikmat.
Hikmat tidak bisa diwariskan. Hikmat adalah hasil persekutuan yang erat dengan Tuhan. Wahyu dan hikmat dari Allah sangat bergantung pada karakter kita.

Orang yang dewasa rohani harus memiliki:
1. integritas
Integritas dimulai dari diri sendiri. Filipi 4:8 "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." -> Orang yang memiliki integritas selalu berpikir positif (+).
 
2. etos kerja = tanggung jawab.
2 tes 3:7-10 "Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
Orang yang memiliki etos kerja akan memiliki rasa tanggung jawab, mau bekerja, bukan menjadi beban bagi orang lain dengan berpangku tangan, juga bukan hanya mau suruh-suruh.

3. kepedulian kepada sesama
Karena kenal firman maka dia memiliki beban yaitu memikirkan orang lain dan bisa kasihan kepada orang lain.
Kis 20:35 "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.". Orang yang berintegritas akan mau memberi, bukan hanya ingin diberi atau memberi jika sudah diberi.

4. berjuang supaya tidak terikat dunia
Lihatlah Saulus menjadi Paulus, Zakeus yang gila uang akhirnya membagi-bagikan uangnya.
Ingatlah perbuatan baik saja tidak menyelamatkan. Kalau perbuatan baik menyelamatkan, Yesus tidak perlu datang.

5. tidak khawatir akan masa depan sehingga berani ambil resiko.
Orang yang khawatir karena berpikiran negatif. Ayub berkata:"apa yang engkau takutkan, itu yang engkau terima." Berasumsi tidak berbeda jauh dengan bergosip. Bergosip = menceritakan keburukan orang. Bergosip terdiri dari 50% benar dan 50% terserah pikiran/pandangan saya.

6. mempunyai tujuan hidup.

Ciri-ciri orang yang dewasa rohani:
1. Mampu menguasai diri di saat dipermalukan, tidak dipercaya, dihina.
2. mampu berkorban dari waktu-tenaga-skill-uang dan terakhir adalah gengsi.
Luk 9:23 "Kata-Nya kepada mereka semua: 'Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku'.". Ini berarti segala-galanya untuk Tuhan.
3. bersyukur untuk hal-hal yang mendatangkan dukacita termasuk kekurangan dan kelemahan sebagai anugerah Tuhan.
4. berjuang menerima kekurangan/kelemahan orang lain
5. menerima orang lain (orangtua, suami, ipar, mertua, anak, dsb) apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya tetapi tidak boleh minta orang lain untuk menerima kita apa adanya karena nantinya kita tidak bisa bertumbuh. Sebagaimana dalam Mat.5:48 "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna". Ini artinya kita harus mencapai maksimal poin kita.